Spanyol, Sevilla Mar 2023

1. La Giralda, Sevilla

Menara Gereja Katedral Sevilla dulunya dikenal menara Al Mansur yang merupakan menara Masjid Sevilla, dibangun oleh Khalifah Abu Yakub Yusuf, penguasa kedua Dinasti Al-Muwahhidun pada tahun 1172 M dan diselesaikan oleh anaknya, Abu Yusuf Yakub Al Mansur.

Menara ini terkenal dengan keindahan arsitektur dan hiasan-hiasan emasnya. Pembangunan menara ini membutuhkan waktu bertahun-tahun karena sering terhenti ketika raja bepergian ke wilayah lain. Saat berada di bawah kekuasaan Muslim, menara ini terdiri atas 5 lantai dengan tinggi mencapai 96 meter dimana lantai 5 digunakan untuk Muazin.

Sevilla dikenal sebagai kota yang kental akan corak Islam. Hal tersebut dikarenakan masyarakat Muslim telah menetap di wilayah ini lebih dari lima abad lamanya. Dari sisi arsitektur pun banyak terpengaruh oleh corak Islam seperti ornamen ornamen Arab di hotel, rumah dan tempat lainnya.

Pasca kekalahan Muslim, menara mengalami banyak renovasi khususnya di tiga lantai teratas. Bentuk menara Al Mansur memang tetap dipertahankan, hanya saja dibangun lantai enam sebagai tempat menyimpan lonceng. Lalu diatasnya didirikan patung Santa Fe dengan tinggi sekitar lima meter. Tahun 1558 saat Gereja telah selesai dibangun, fungsi menara masjid ini dialihkan menjadi menara lonceng gereja. Adapun ukiran emas yang menjadi ciri khas menara ini jatuh pada 1355 akibat gempa bumi.

Saat Sevilla ditumbangkan oleh pasukan kerajaan Kastila tahun 1248 M, masjid megah ini dirubah menjadi gereja. Kemudian tahun 1402 M, dilakukan renovasi besar besaran termasuk pendirian gereja besar di atas bekas bangunan masjid tersebut.

Sejarah mencatat, pengerjaan pembangunan gereja berlangsung hingga satu setengah abad lamanya. Dari bangunan masjid kini hanya tersisa halaman dan menaranya saja. Halaman terletak di sebelah utara gereja dan masih tersisa beberapa ornamen bercorak Islam. Kini halaman tersebut dipenuhi pohon pohon jeruk sehingga dikenal dengan nama Patio de los Naranjos.

2. Plaza España, Seville

Plaza de Espana adalah sebuah plaza megah yang terletak di Taman Maria Lusia, Seville, Spanyol. Plaza ini akan membuat siapapun jatuh cinta dengan keindahan bangunan yang memiliki sentuhan gabungan gaya arsitektur Renaisans dan Moor khas Spanyol. Pada awalnya bangunan ini dibangun sebagai sebuah konstruksi dan simbol atas acara Ibero-American Exposition yang diselenggarakan pada tahun 1929. Kini, keindahan desain arsitektur bangunan tersebut menjadi daya tarik utama turis yang berkunjung ke kota Seville.

Berdiri megah di atas tanah dengan luas 50.000 meter persegi atau sebanding dengan lima kali luas lapangan bola, kemegahan dan keindahan dari plaza ini tidak perlu diragukan lagi. Plaza de Espana memiliki lantai dasar yang dilengkapi oleh beranda luas serta lantai atas dengan balkon mewah disepanjang bangunan. Tempat ini sering dijadikan spot foto oleh turis karena konstruksi seluruh bangunan dapat terlihat jelas dari tempat tersebut.

Disepanjang plaza ini, terdapat sebuah kanal yang membentang sepanjang 515 meter, di mana para pengunjung dapat menaiki perahu untuk mengelilingi kanal tersebut. Di atas kanal ini, dibangun empat jembatan mewah yang menggambarkan empat kerajaan spanyol di masa lalu, yaitu Castille, Aragon, Navarre, dan Leon. Menaiki perahu sambil berkeliling di atas kanal akan membuat kita merasakan nuansa romantis seperti sedang berada di Venice, Italia.

Selain kanal yang menggambarkan kerajaan spanyol, balkon-balkon yang mengiasi Plaza de Espana juga mewakili setiap provinsi di Spanyol. Jumlah keseluruhan dari balkon-balkon tersebut adalah 48 buah, di mana setiap balkon memiliki denah wilayah provinsi di Spanyol. Keunikan lainnya terletak pada desain keramik dengan berbagai warna yang menghiasi bangunan ini sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi para turis.

Kemegahan serta kemewahan Plaza de Espana berhasil menarik perhatian produsen film sehingga tempat ini sering juga dilibatkan dalam pengambilan gambar film-film ternama. Beberapa film seperti Lawrence of Arabia hingga Star Wars pernah syuting di tempat ini. Mengunjungi Plaza de Espana akan memberikan kesan tersendiri kepada kita karena tempat ini menyimpan berjuta keindahan yang hanya dapat dinikmati dengan berkunjung langsung ke Seville, Spanyol.

3. Golden Tower, Seville

Tower of Gold atau Torre del Oro di Seville, sebuah bangunan bersejarah di sebelah sungai Guadalquivir. Ini adalah objek wisata populer di Andalusia, Spanyol Selatan. Menara ini berubah menjadi museum Maritim. Tidak terlalu tinggi namun ketika berada di atas, pemandangannya sangat indah. Menara ini menjadi salah satu icon kota Sevilla.

Ketika berjalan kaki dari Plaza Espana ke Katedral Sevilla, kita melewati menara ini. Menaranya tidak terlalu besar dan tidak terlalu tinggi. Menurut sejarah, dahulu berlapiskan emas. Sekarang menara tersebut diubah fungsinya menjadi museum maritim. Kita bisa mampir di menara ini, dan tiketnya tidak mahal, kita bisa masuk dan melihat-lihat. Banyak peninggalan yang berhubungan dengan kelautan di tempat ini, meskipun tidak terlalu lengkap.

Menara Emas dibangun 1220–1221, atas perintah gubernur Seville Almohad, Abu l-Ulà, dengan dasar dua belas sisi. Itu menghalangi jalan ke distrik Arenal dengan bagian tembok yang menghubungkannya dengan Torre de la Plata, bagian dari tembok kota yang mempertahankan Alcazar.

Menara itu rusak parah akibat gempa Lisbon tahun 1755, dan Marquis of Monte Real mengusulkan untuk menghancurkannya untuk memperluas jalan bagi gerbong yang ditarik kuda dan meluruskan akses ke jembatan Triana; namun, orang-orang Seville keberatan dan memohon kepada raja, yang turun tangan. Pada tahun 1760, kerusakan diperbaiki, dengan perbaikan lantai bawah menara, penguatan dengan puing-puing dan mortar, dan pembuatan akses utama baru melalui lorong menuju jalan setapak di sekitar tembok. Pada tahun yang sama, badan silinder atas dibangun, karya insinyur militer Sebastian Van der Borcht, juga arsitek Pabrik Tembakau Kerajaan Seville. Karya-karya ini mengubah penampilan menara dibandingkan dengan apa yang terlihat pada ukiran dari abad keenam belas atau ketujuh belas.

Pada 13 Agustus 1992, Torre del Oro dijadikan saudara Menara Belem di Lisbon untuk merayakan Pameran Universal di Seville. Pada tahun 2008, museum menampilkan berbagai instrumen dan model navigasi kuno, serta dokumen sejarah, ukiran, dan bagan bahari, yang menghubungkan Seville dengan Sungai Guadalquivir dan laut. Menara ini kembali dipugar pada tahun 2005.

4. Istana Al Cazar de Sevilla

Fachada del Palacio del Rey Don Pedro
Real Alcázar. Sala de la Justicia
Real Alcázar. Palacio del Rey Don Pedro. Patio de las Muñecas

Tidak seperti Istana Al Hambra di Granada. Penguasa Muslim tidak menamai Istana di Sevilla ini menggunakan nama Arab melainkan menggunakan bahasa Spanyol (Al Cazar de Sevilla). Hal tersebut karena sebagian besar istana ini dibangun oleh bangsa Spanyol.

Istana ini dibangun di atas situs Romawi dan Visigoth kuno oleh Bani Umayyah. Alcazar ini kemudian dimodifikasi beberapa kali selama periode Al-Andalus, termasuk oleh Muwahhidun. Pada abad ke-13, Alfonso X melancarkan pembangunan istana pertama bergaya Gothik di atas situs Alcazar Muslim. Satu abad kemudian, setelah gempa bumi mengguncang kota Sevilla pada tahun 1356, Pedro dari Kastilia mendirikan istana dengan gaya Moor Islam. Istana ini kemudian dimodifikasi lagi oleh Karl V pada abad ke-16.

Secara umum, Istana Sevilla terdiri dua lantai. Lantai pertama kental akan peninggalan Islam dimana sebagian besar arsitekturnya bernuansa Arab dengan beberapa tambahan modern dari raja-raja Spanyol. Sedangkan lantai kedua seluruhnya dibangun oleh kerajaan Spanyol. Lantai pertama terdiri atas beberapa ruangan dengan nama-nama khusus seperti ruangan al ‘adl, ruangan as shaid, ruangan al udzra, ruangan Carlos V, ruangan sufara, ruangan Filip II, ruangan arais, ruangan muluk Andalus, ruangan muluk Katolik dan lain-lain.

Adapun ruangan yang dianggap paling penting adalah ruangan sufara. Dekorasinya pun dihias dengan begitu indah. Seperti penempatan ukiran-ukiran Arab berupa ungkapan-ungkapan, doa dan ayat Al Qur’an melingkar mengelilingi dinding-dinding maupun pintu ruangan. Sedangkan di ruangan raja dihias dengan ukiran berupa bait-bait syair. Adapun di lantai kedua, ruangan yang paling dikenal adalah ruangan raja beserta tempat ibadah raja Katolik. Meski area ini kental akan arsitektur bergaya Spanyol, tidak jarang ditemukan ukiran-ukiran berbahasa Arab sebab arsitektur Islam kala itu memang sudah sangat berkembang.

Mengenai asal usul istana ini, beberapa pakar berpendapat bahwa sebagian bangunan istana tersebut terinspirasi dari istana Al Mu’tamad bin Ibad. Hal ini dikuatkan dengan dekatnya jarak diantara keduanya. Begitu juga dengan menara Giralda yang dibangun menggunakan batu dari benteng kerajaan Ibnu Ibad.

Istana ini dikenal sebagai salah satu contoh arsitektur Andalus terbaik di Semenanjung Iberia. Lantai atas Alcázar ini masih digunakan oleh keluarga kerajaan Spanyol sebagai kediaman resmi mereka di Sevilla dan diurus oleh Patrimonio Nacional. Istana ini merupakan istana kerajaan tertua yang masih digunakan di Spanyol dan didaftarkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1987 bersama dengan Katedral Sevilla dan Arsip Umum Hindia.

Kemegahan istana bernuansa abad pertengahan ini masih kokoh bertahan sehingga menarik perhatian banyak wisatawan untuk berkunjung.

5. Santa Cruz, Seville’s Jewish Quarter

Tengkorak Susona

 Santa Cruz adalah kawasan tua Yahudi di Seville dipenuhi dengan sejarah dan legenda, dan tetap hidup hingga hari ini seperti sebelumnya. Santa Cruz adalah labirin rumah dan alun-alun yang dibatasi oleh Real Alcazar, Jardines de Murillo, Calle Mateos Gago, dan Calle Santa Maria. Asal usul namanya  dari gereja Santa Cruz yang bergaya Mudéjar yang dibangun di lokasi reruntuhan sinagoge. Gereja itu hancur selama perang Napoleon dan sebuah alun-alun dibangun di tempat itu.

Plaza Santa Cruz menggunakan lantai yang sama dengan yang ada di sinagog dan gereja. Alun-alun diperindah pada tahun 1921 ketika ‘Salib Tukang Kunci’ dipindahkan ke sini, sebuah monumen tahun 1692 yang dibangun oleh Sebastian Conde.

Di kota Ishbiliya Moor, apa yang sekarang disebut Santa Cruz tidak jauh berbeda dari bagian kota lainnya, satu-satunya faktor pengenal adalah saluran air yang membentang di sepanjang batas kota dan melewati tembok Alcazar. Kita masih dapat melihat sisa-sisa saluran air hari ini dengan nama yang tepat ‘Calle Agua (Water Street)’.

Setelah penaklukan kembali oleh Raja Kristen Ferdinand III dari Castille, pada tahun 1248, keadaan berubah. Ferdinand memusatkan populasi Yahudi ke dalam satu area kecil yang kemudian ditembok. Populasi Yahudi di Seville terbesar kedua di seluruh semenanjung Iberia setelah Toledo. Tidak diketahui apakah orang Kristen membangun tembok di sekitar kawasan Yahudi untuk mempertahankan Yahudi, atau untuk keselamatan mereka sendiri dari ancaman orang Yahudi, tetapi yang jelas bahwa ada diskriminasi di kedua sisi.

Cerita yang menjadi rahasia Santa Cruz, di Plaza Dona Elvira, sebuah gang sempit yang disebut Susona. Di sana terdapat sebuah ubin keramik yang bergambar sebuah tengkorak. Ubin ini terletak di dinding di atas sebuah jendela, dan di bawah tengkorak itu tertulis kata Susona.

Susona adalah seorang gadis Yahudi yang hidup pada abad ke-15. Diam-diam ia jatuh cinta kepada seorang pemuda Kristen, tetapi kemudian Susona mendengar bahwa keluarganya sendiri tengah merencanakan sebuah pemberontakan berdarah melawan orang-orang Kristen di kota itu. Di antara mereka yang akan dibunuh adalah kekasih Susona. Maka, Susona pun mendatangi kekasihnya dan memperingatkannya tentang rencana tersebut. Hasilnya adalah ayah Susona dihukum mati dan Susona kemudian dicampakkan kekasihnya.

Kemudian, setelah menjalani hidup yang penuh penderitaan, akhirnya ia meninggal. Ia memberikan pesan di dalam surat wasiatnya bahwa kepalanya harus dipotong dari tubuhnya dan dipertontonkan di luar rumahnya, sebagai peringatan bagi orang lain. Tengkoraknya tergantung di sana terus hingga akhir abad ke-18, dan kemudian ubin keramik dipasang di tempat yang sama menggantikan tengkorak asli.

Peristiwa yang dialami Susona adalah misteri kehidupan, siapa sangka Tuhan yang satu namun disebut berbeda oleh pengikut yang berbeda dapat memecahkan umat dan hati Susona begitu dahsyat. Tuhan menciptakan umat, lalu umat yang mengklasifikasi Tuhan dengan berbeda-beda. Sungguh sebuah misteri yang tragis, namun disayangkan hal semacam ini pun masih terjadi di berbagai belahan dunia sampai sekarang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *