Kami tidak sempat menjelajah kota Jericho karena alasan keamanan, hanya melewati dan mengamati kota tua itu dari bis. Yerikho atau Ariha (arab) adalah sebuah kota yang terletak di Tepi Barat, Governorat Yerikho, di dekat Sungai Yordan. Saat ini Yerikho memiliki populasi sebesar 25.000 orang Palestina dan Israel.
Jericho adalah kota tertua di dunia, dihuni sejak 9000 SM, dulu nya dihuni oleh manusia nomaden yang semula berburu untuk bertahan hidup lalu juga mulai bertani gandum, kacang-kacangan, dan serealia seperti barli. Sistem irigasi sederhana juga dibangun untuk mengairi lahan pertanian Palestina di zaman batu Neolitikum tersebut.
Untuk menjaga kawasan yang berharga, orang Jericho pertama yang tercatat dalam sejarah membangun tembok kota sebagai pembendung banjir. Pada tahun 8000 SM, sekitar 300-3.000 orang hidup di Jericho, seperti dikutip dari World History Encyclopaedia.
Pemukiman kedua di Kota Jericho berdiri sekitar tahun 7000 SM. Penduduk Jericho diperkirakan saat itu sudah berternak domba. Manusia saat itu juga sudah mengenal pembuatan piring dan mangkuk dari batu kapur, mata panah, bilah sabit, pahat, pencakar, kapak, batu asah, batu palu, dan kapak dari batu hijau.
Pada tahun 4000 SM, Kota Jericho kembali menjadi kota bertembok. Setelah hancur berkali-kali, tembok kota terbesar dibangun pada tahun 2600 SM oleh orang Amori.
Zaman keemasan Jericho terjadi antara tahun 1700-1550 SM. Saat itu, bangsawan Kanaan melakukan urbanisasi dengan kereta Maryannu. Saat itu, Kota Jericho sampai punya dua lingkar dalam dan luar tembok kota dari bata lumpur.
Sayangnya, bangunan termasuk tembok Kota Jericho tidak cukup kuat. Pada 1573 SM, kota tertua di dunia ini hancur oleh gempa bumi. Artefak kayu hangus di Jericho membuktikan terjadi kebakaran setelah gempa. Persediaan makanan ditemukan terkubur di bekas kota ini.
Menurut Alkitab, Jericho adalah kota pertama yang diserang bangsa Israel setelah menyeberangi Yordan dan memasuki Kanaan sekitar tahun 1400 SM. Tembok Kota Jericho dihancurkan saat orang Israel berjalan mengitarinya selama tujuh hari dengan membawa Tabut Perjanjian.
Penggalian di situs Kota Jericho mendapati bahwa tembok kota runtuh sekitar abad ke 13, 16-17 SM. Tembok kota Jericho juga lagi-lagi runtuh sekitar tahun 1267 dan 1927 Masehi. Peneliti menilai, kemungkinan besar penyebab keruntuhan adalah gempa bumi, sesuai dengan deskripsi dinding yang runtuh di dalam Alkitab.
Dipercaya bahwa Yerikho merupakan kota tertua di dunia, Arkeolog telah menggali puing-puing lebih dari 20 penghunian berurutan di Yerikho. Desa pertama di tempat ini ditemukan oleh arkeolog di Yerkiho yang berusia 200 tahun lebih tua daripada di daerah lainnya. Tiga pemukiman berbeda telah ada di dekat lokasi itu selama lebih dari 11.000 tahun (sekitar tahun 9000 SM), hampir pada permulaan era Holocene dalam sejarah dunia. Posisi itu sekitar rute utara dari Laut Mati.
Yericho digambarkan dalam Alkitab Ibrani sebagai “Kota Pohon Palem”. Banyak sumber-sumber air di dalam dan sekitar kota ini menarik orang-orang untuk menghuninya selama ribuan tahun. Dikenal dalam tradisi Yudeo-Kristen sebagai tempat terjadinya Pertempuran Yerikho yang memastikan penghunian orang Israel di tanah Kanaan ketika sampai di sana setelah keluar dari Mesir, di bawah pimpinan Yosua bin Nun, pengganti Musa.
Nama Yerikho dalam bahasa Ibrani, Yeriẖo, diyakini diturunkan kata bahasa Kanaan Reaẖ (“wangi-wangian”), meskipun ada teori alternatif bahwa kata itu diturunkan dari kata yang berarti “bulan” (Yareaẖ), karena kota itu awalnya merupakan pusat penyembahan dewa-dewa bulan.
Kota ini sempat ditinggalkan dan dihancurkan beberapa kali, namun kembali dibangun di area yang sama. Saat ditaklukkan oleh Inggris pada tahun 1918, wilayah Jericho menjadi bagian dari mandat Inggris untuk Palestina, seperti dikutip dari Encyclopaedia Britannica.
Jericho juga dimasukkan ke Yordania sebagai tempat dua kamp besar pengungsi Arab setelah perang Arab-Israel pertama pada 1948. Selama Perang Enam Hari pada 1967, Kota Jericho diduduki Israel. Kelak pada tahun 1994, Jericho diserahkan kepada otoritas Palestina di bawah perjanjian pemerintahan Israel-Palestina.
Kota Tua Jericho, atau dikenal juga dengan nama Tel Es-Sultan, adalah sebuah permata bersejarah di Tepi Barat yang baru-baru ini diakui oleh UNESCO sebagai Situs Warisan Dunia. Pencapaiannya ini menjadi momen bersejarah bagi Palestina dan seluruh dunia, karena Jericho adalah salah satu kota tertua di dunia yang telah berdiri sejak 10.000 SM.
Jericho tua terletak sekitar 1,5 kilometer di utara Kota Jericho modern dan sekitar 10 kilometer di barat laut Laut Mati. Namun, yang membuatnya benar-benar menakjubkan adalah ketinggian geografisnya yang unik, yaitu berada 250 meter di bawah permukaan laut. Hal ini menjadikannya kota kuno terendah di dunia dan menempatkannya di sepanjang Lembah Jordan Rift yang menakjubkan.
Kota Tua Jericho memiliki warisan budaya yang sangat beragam yang mencakup rentang waktu yang luar biasa, mulai dari milenium ke-10 SM hingga abad ke-7 Masehi, termasuk masa Bizantium dan masa sebelumnya. Kota ini memiliki akar yang dalam dalam sejarah manusia, dan ini tercermin dalam situs-situs penting yang dapat ditemukan di sekitar kota.
Salah satu aspek paling mencolok dari warisan budaya Jericho adalah tembok pertahanan kota yang merupakan salah satu contoh tertua dari bentuk arsitektur defensif manusia. Tembok ini berasal dari milenium ke-10 SM dan memberikan wawasan yang berharga tentang bagaimana manusia pada masa itu membangun dan melindungi kotanya.
Kota Tua Jericho memiliki peran penting dalam sejarah Palestina. Terletak di Tepi Barat, kota ini telah menjadi saksi perjalanan panjang bangsa Palestina. Jericho adalah bukti keaslian dan sejarah bangsa Palestina, dan pemilihannya sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO menjadi pengakuan internasional atas warisan budaya yang tak ternilai dari Palestina.
Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, menyatakan komitmen Palestina untuk menjaga situs ini demi kepentingan umat manusia. Ia menganggap pemilihan Jericho sebagai Situs Warisan Dunia sebagai tonggak sejarah bagi bangsa Palestina.
Meskipun Jericho telah mendapatkan pengakuan yang pantas sebagai Situs Warisan Dunia, tantangan untuk memelihara dan melindunginya tetap ada. Situasi politik yang rumit di Tepi Barat, yang melibatkan pendudukan Israel, telah menciptakan tantangan tambahan dalam pemeliharaan warisan budaya ini.
Namun, Palestina bersama dengan komunitas internasional telah berkomitmen untuk menjaga dan melestarikan Kota Tua Jericho. Pengakuan oleh UNESCO menambah motivasi untuk melindungi dan merawat warisan yang berharga ini agar dapat dinikmati oleh generasi mendatang.
Jericho adalah saksi hidup dari hubungan manusia dengan masa lalu mereka. Sebagai salah satu kota tertua di dunia, Jericho memiliki sejarah yang kaya dan beragam yang mencerminkan perjalanan panjang manusia di Bumi ini. Pengakuan oleh UNESCO adalah langkah penting dalam menjaga dan merayakan kekayaan warisan budaya Palestina, dan ini adalah momen bersejarah yang patut diingat bagi bangsa Palestina dan seluruh dunia.