Dari situs Patung Sapi Samiri kami bergerak ke depan papan bertuliskan ” The Tomb of Propet Haroun” (Makam Nabi Haroen). Orang di sana menyebut bukit pemakaman itu sebagai Gunung Hor atau Jabbal Harun. Riwayatnya, Nabi Harun meninggal dan dimakamkan di puncak gunung itu, dan orang-orang yang berkabung untuk dia tiga puluh hari lamanya. Di atas bukit itu pada abad ke-14 dibangun sebuah masjid.
Nabi Harun, adalah Saudara dari Nabi Musa AS yang diutus Allah untuk mengajak Bani Isarel kejalan yang lurus untuk menyembah Allah, bukan yang lain. Banyak rasul yang diutus Allah itu berasal dari Bani Israil.
Nabi Harun dan nabi Musa ini adalah keturunan keempat dari nabi Ya’qub yang tinggal di Mesir sejak nabi Yusuf berkuasa di Mesir. Nabi Harun adalah Muhammad al-Wasfhi disebutkan dalam Tarikh al-Anbiya’ wa ar-Rusul wa al-Irtibath a-Zamani wa al-’Aqaidi. Kita tahu bahwasanya nabi Harun adalah putra dari Imran ibn Quhat ibn Lawi ibn Ya’qub ibn Ishaq ibn Ibrahim. Sedangkan ibn Harun adalah Yukabid, saudara perempuan Quhat dan bibi dari Imran sendiri. Dari Imran yukabid melahirkan tiga orang anak, yakni satu perempuan yang bernama Maryam, dan dua laki-laki yang bernama Harun dan Musa.
Dari beberapa literatur disebut, makam Nabi Harun dibangun pada abad ke-13 oleh Dinasti Mamluk, yakni oleh Sultan Al Nasir Mohammad. Nabi Harun AS diyakni meninggal pada usianya yang ke-122 tahun. Di dalam Alquran, Nabi Harun AS disebutkan namanya sebanyak 20 kali. Nabi Musa mengakui kemampuan Nabi Harun, yakni mampu berkata-kata dengan baik. Saudaraku Harun, dia lebih fasih lidahnya daripadaku, maka utuslah dia bersamaku sebagai pembantuku untuk membenarkan perkataan ku, ujar Nabi Musa dikisahkan dalam Alquran.
Musa dan Harun saling melengkapi. Musa seorang yang tegas dan pemberani. Jiwa kepemimpinan sangat kuat namun kurang fasih berbicara. Saat masih kanak-kanak, Musa mengalami kecelakaan yakni dia memasukkan bara api ke mulutnya. Akibatnya Musa tidak bisa berbicara dengan jelas. Sementara Harun adalah saudaranya yang sangat fasih berkomunikasi dan sangat mudah dipahami. Dan, Nabi Harun adalah Rasul Allah yang sangat piawai dalam berdebat.
Dalam riwayat diceritakan, Nabi Harun dipercaya memimpin Bani Israil selama 40 hari saat itu Nabi Musa harus menjalankan saum selama 30 hari karena Nabi Musa memohon agar kaum Bani Israil diberi kitab untuk petunjuk hidup. Kemudian, Nabi Musa diharuskan menggenapkan saumnya menjadi 40 hari. Dia juga harus ke Bukit Sinai untuk menghadap Allah SWT. Ketika itu dikisahkan, Nabi Musa mengajak 70 orang menyertainya ke Bukit Sinai. Selama kepergiannya Nabi Harun menjadi pemimpin Bani Israil. Tugas utama Nabi Harun adalah jangan sampai kaum Bani Israil terjeremus kembali ke dalam kesesatan.
Tapi apa yang terjadi. Kaum Bani Israil kecewa. Nabi Musa dianggap telah menelantarkan mereka. Kekesalan Bani Israil dimanfaatkan orang munafik seperti Samiri. Memang Bani Isreil adalah kaum pembangkang.
Ketika Nabi Musa kembali, dia kecewa karena Bani Israil sedang mengelilingi patung anak sapi. Dikisahkan, Nabi Musa menjambak Nabi Harun dan dia memberi teguran pada Harun. Harun tidak bisa melawan karena jumlah Bani Israil banyak. Lantas Nabi Musa mendatangi Samiri dan mengusirnya. Umat Bani Israil lantas kembali lagi menyembah Allah.
Kisah Nabi Harun lainnya yakni saat nememani Nabi Musa menghadap Firaun. Mereka mendatangi Firaun untuk menyampaikan Taurat, kitab Suci dari Allah untuk umat Nabi Musa, Bani Israil. Namun Firaun murka dan mengancam Nabi Musa dan Nabi Harun. Keduanya mendapat perintah untuk meninggalkan Mesir.
Firaun dan pasukannya mengejar rombongan Nabi Musa. Nabi Harun tetap setia mendampingi. Langkah mereka dan rombongan terhenti karena adanya laut Merah.
Nabi Harun meyakinkan Bani Israil yang mulai gelisah. Atas kehendak Allah laut terbelah membentuk jalanan. Nabi Musa dan Nabi Harun memerintahkan kaumnya menyeberang. Tidak lama setelah itu Nabi Harun sakit dan meninggal di Bukit Haur. Nabi Musa pun berduka.