Perbatasan darat antara Yordania dan Palestina
Perbatasan ini terletak di Lembah Yordan Selatan dan berjarak sekitar 57 km dari Amman. Perbatasan King Huessein dibuka setiap hari dengan waktu operasional Minggu – Kamis mulai dari jam 07:30-22:00 dan Jumat-Sabtu jam 07:30-13:00 waktu setempat. Penyeberangan perbatasan King Hussein Bridge (Allenby Bridge) buka 7 hari seminggu dan hanya ditutup pada hari raya Yom Kippur dan Idul Adha. Perbatasan ini cenderung paling sibuk pada hari Minggu pagi setelah akhir pekan.
Bagi para pelintas di kawasan ini, visa Israel harus dibuat sebelum kedatangan ke perbatasan King Huessein/Allenby Bridge. Bagi warga negara Indonesia, dimana negara kita tidak mempunyai hubungan diplomatik dengan Israel, dapat memperoleh visa Israel di Singapura.
Visa kami berupa visa grup yang mencantumkan data semua peserta yang akan ikut tour seperti nama lengkap, jenis kelamin, tanggal lahir, nomor paspor dan kebangsaan. Visa berlaku selama 7 hari semenjak kedatangan.
Saat kendaraan mendekati perbatasan, guide kami menyampaikan bahwa tidak boleh ada yang berfoto-foto karena perbatasan dilengkapi oleh CCTV sehingga mudah bagi pihak yang berwenang mengamati perilaku para pelintas batas. Dan kalau ada yang dicurigai, bisa-bisa masuk ruang interogasi lalu ditahan. Maka demi keamanan, dengan terpaksa menahan diri untuk tidak berfoto-foto di lokasi ini.
Di perbatasan, kendaraan pribadi dan bis wisata tidak dapat melintasi perbatasan internasional. Para pelancong harus mengganti kendaraan saat melintasi perbatasan ini. Petugas berseragam Israel mengarahkan pelancong untuk masuk ke bangunan imigrasi dimana di dalamnya banyak orang-orang yang hendak melintas batas.
Pengamanan dan keamanan perbatasan sangat ketat. Ketika memasuki imigrasi Israel pelancong antri dan harus melalui pemindaian x-ray. Begitu juga dengan barang-barang bawaan. Proses ini cukup memakan waktu lama dengan antrian yang cukup panjang.
Terkadang ada beberapa tas dan paspor ditahan, ternyata secara acak, petugas mengambil barang dan paspor lalu melakukan 3 kali pengecekan dengan mesin pemindai. Terlihat ada beberapa conveyor berjejer dan petugas berulang kali memindahkan barang yang sama ke beberapa conveyor di sana.
Pemeriksaan belum selesai, kami harus antri di bagian pengecekan paspor dengan menunjukkan visa masuk Israel. Setelah diperiksa satu per satu kami pun dibolehkan lewat.
Sebagai informasi, petugas imigrasi tampaknya sudah mengerti bahwa paspor kami tidak diberi stempel karena pasti akan dicekal oleh pemerintah negara-negara Arab. Maka paspor kami hanya diberi sticker saja di bagian luarnya.
Pemeriksaan belum berakhir. Kami harus antri lagi di bagian petugas akhir sebelum keluar gedung dengan menunjukkan kartu permit bertuliskan “State Of Israel – Border Control.”
Jika ada satu hal yang mencurigakan, maka sistem keamanan bekerja secara otomatis. Semua sistem di bagian apapun berhenti total dan akan kembali aktif setelah hal-hal yang mencurigakan teratasi. Jika tidak, maka para pelintas seperti kami tidak akan diperbolehkan keluar. Setelah 15 menit, sistem kembali normal dan antrian kembali bergerak.
Setelah keluar dari kantor imigrasi Israel, kami pun menunggu jemputan dan guide yang akan mengajak kami berkeliling mengunjungi Masjidil Aqsa dan sekitarnya.