9. TITISSE – JERMAN
Kita tinggalkan Rheinfall, perjalanan dilanjutkan menuju Titisse Jerman. TITISEE adalah nama danau yang berlokasi di Jerman selatan. Danau seluas 1,3 kilometer persegi dan dikelilingi hutan Black Forest ini menjadi lokasi wisata alam yang menyehatkan. Di kawasan Titisee, turis dapat menikmati kue ”black forest” dengan resep orisinal dan meneguk bir Jerman. Nama Titisee diambil dari nama Kaisar Romawi, Titus. Hingga kini, Titisee menjadi salah satu tujuan favorit wisatawan dari berbagai negara. Danau ini terbentuk setelah gletser yang terbentuk pada zaman es sejak 10.000 tahun lalu meleleh. Gletser yang merupakan endapan salju yang membatu terbentuk ketika suhu di Bumi menurun dalam jangka waktu yang lama, yang menyebabkan es meluas di kutub dan gunung. Dari danau itu, mengalir Sungai Gutach yang membelah kota Titisee-Neustadt.
Danau Titisee berada di ketinggian 858 meter di atas permukaan laut dan memiliki kedalaman sekitar 40 meter. Danau ini berada di antara lereng hutan Black Forest Feldberg dan Hochfirst. Selama ratusan tahun, keindahan kawasan ini masih terpendam. Sejak tahun 1929, mulai banyak orang yang bermukim di daerah yang disebut ”Viertaler” yang berarti empat lembah itu. Stasiun kereta api di Titisee dibangun sejak akhir abad ke-19. Danau Titisee populer menjadi lokasi wisata sejak awal abad ke-20. Di sekitar danau itu dibangun resor-resor tempat beristirahat. Banyak hotel dan penginapan bermunculan. Danau ini menjadi lokasi sempurna bagi mereka yang suka berenang, berlayar, dan berselancar angin pada musim panas. Turis bisa naik kapal atau sampan untuk mengelilingi danau. Bukan hanya olahraga tirta yang menarik di danau ini, melainkan kawasan hutan Black Forest yang ada di sekelilingnya juga menjadi daya tarik.
Titisee adalah jantung Taman Alam Black Forest Selatan (Southern Black Forest Natural Park) yang juga menawarkan atraksi olahraga, mulai dari hiking sampai sepeda gunung. Di sekitar danau terdapat kota kecil Triberg yang jumlah penduduknya tak lebih dari 7.000 orang. Di sini bertaburan kafe dan restoran. Salah satu kafe menyajikan kue black forest yang orisinal. Resep kue black forest yang diolah Josef Keller pada tahun 1915 itu konon merupakan resep pertama dan asli. Di sini pula terdapat German Clock Museum yang berusia lebih dari 350 tahun. Tradisi membuat cuckoo clock masih tetap hidup di Triberg. Hingga kini, Triberg masih disebut sebagai ”ibu kota cuckoo clock dunia”.
Setelah selesai di Titisse, perjalanan dilanjutkan menuju Frankfrut dan bermalam di Hotel NH Frankfrut Morfelden.
10. KOLN – JERMAN
Hari ke-8, pagi dari hotel NH Frankfrut Morfelden, perjalanan dilanjutkan menuju kota Koln
yang terkenal sebagai asal parfum EU DE COLOGNE 4711 serta mengunjungi gereja yang menjadi landmark kota Koln, yaitu GOTHIC CATHEDRAL.
Sejarahnya pada 1685 ketika seorang Italia bernama Johann Maria Farina menciptakan wewangian baru dan menamakannya ‘Eau de Cologne’, akhirnya kota ini dinamakan Kota Cologne. Di kota Cologne inilah nama merk wewangian yang bernama 4711 diciptakan. Mulai pada 1881 ketika Wilhelm Mulhens-pemilik hak untuk memproduksi dan mendistribusikan ‘Eau de Cologne’, memilih nomor kantornya menjadi 4711, sebagai nama merek dan perusahaan. Merk 4711 ini pun masih berlanjut hingga sekarang dan identik dengan aslinya ”Eau de Cologne”.
Tidak heran bila banyak gerai parfum yang Anda temukan bila berkunjung ke Kota Cologne. Beberapa kali pandangan ini menemukan etalase toko minyak wangi 4711 yang asli di tengah kota. Untuk harga, minyak wangi ini dibandrol antara 1–100 Euro. Untuk oleh-oleh, cukuplah bila Anda membeli paket berisi 4711 mini yang satu dusnya bisa berisi 10 botol kecil dengan harga sekitar 12 Euro per dus.
Kota Cologne lahir pada masa kerajaan Franconian pada akhir abad ke-5 masehi sebelum diambil alih oleh orang-orang Prussia. Sebagian besar wilayah kotanya rusak akibat Perang Dunia II dan yang tersisa adalah bangunan Katedral Cologne yang gagah bergaya gotik. Bangunan ini merupakan salah satu katedral yang terbesar di daratan Eropa.
Katedral tersebut dibangun mulai tahun 1248 dan selesai pada tahun 1880. Bangunan yang memiliki relief mahkota emas bernama Magi dengan altarnya yang menjulang tinggi itu dinamai dengan “Rumah Raja” oleh Stephan Lochner. Menaranya memiliki tinggi 157 meter dengan 500 anak tangga. Dari atap menara itu akan terlihat panorama cantik Gunung Siebengebirge.
Setiap harinya banyak sekali penduduknya yang berlalu lalang di lapangan depan altar katedral dan sekitarnya. Bahkan di sekitaran katedral itu dikelilingi oleh banyak pertokoan barang-barang branded terkenal seperti Louis Vuitton, Burberry, dan lain-lain.
Keren banget liputannya. Memang benar-benar eropa itu sejarah munculnya kemajuan revolusi industri!
Terima kasih Jogjacars
mantab om! semangat slalu…